Eko Marhaeniyanto, Ir., MP : Bangsa ini tidak Punya masa depan

14.13 Edit This 1 Comment »
Bangsa ini tidak punya masa depan jika model pendidikan yang diterapkan pada generasi penerusnya tetap seperti sekarang. Hal ini diungkapkan Eko Marhaeniyanto, Ir., MP , Selaku Kepala Badan Penjamin mutu ( BPM) UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGA DEWI MALANG ( UNITRI ) Di Ruang kerja.
Model pendidikan yang sekarang diterapkan pemerintah dan banyak diterapkan di sekolah-sekolah, kata Eko , membuat generasi penerus bangsa ini jadi konsumtif dan penonton di tengah proses pembangunan. Ini terlihat dengan minimnya budaya membaca.

Padahal budaya membaca adalah pangkal dari budaya belajar. “Maraknya permainan dunia maya yang begitu canggih dan suguhan video porno di masyarakat karena budaya membaca makin rendah, sebaliknya, budaya menonton yang makin marak. Padahal proses pembelajaran dimulai dari membaca, kemudian menulis, lalu praktik,” ujarnya ( 14/5).

Untuk itu sangat penting mengembangkan pendidikan karakter dalam sistem pendidikan nasional. Pendidikan karakter, mestinya melekat dalam pendidikan. Namun yang terjadi kini, pendidikan karakter dilepaskan dari pendidikan. “Pendidikan hanya berorientasi pada unsur akademik saja, bukan karakternya,” kata dia.

Pendidikan harus mengembangkan karakter, misalnya tanggungjawab, kejujuran, toleran, dan disiplin. Nilai-nilai ini juga harus dipraktikkan para guru agar bisa jadi contoh buat siswanya.

Agar tidak terlanjur, Eko merekomendasikan beberapa hal, diantaranya : tidak mengagung-agungkan evaluasi belajar secara akademik. Pada sisi lain pendidikan karakter juga dikembangkan di dalam dan luar kelas. Cara lainnya, mengembangkan budaya baca yang dilanjutkan dengan budaya tulis dan mempraktikkan apa yang dibaca dan ditulisnya..

Dalam hal ini, keluarga memiliki peran yang sangat penting untuk membangun pendidikan karakter manusia. Ahmad Hudori (ah/hd)

Jatim Rekomendasikan Perubahn UN

13.18 Edit This 0 Comments »
Suara Perubahan, ZAINUDIN MALIKI Ketua Dewan Pendidikan Jatim mengatakan dari evaluasi Ujian Nasional (UN) SMP dan SMA masih ditemukan sejumlah kecurangan yang dilakukan siswa bahkan kepala sekolah.

Orientasinya, kata ZAINUDIN seperti dilaporkan Ahmad reporter Suara Perubahan , Senin (02/04), hanya sekedar mengejar skor tes. Sehingga melakukan cara-cara yang tidak benar dan mengabaikan proses bagaimana nilai itu diperoleh.

Dewan Pendidikan Jatim membuat rekomendasi pada pemerintah untuk mereformasi UN. Yakni, tidak lagi menjadikan UN sebagai penentu kelulusan siswa tapi hanya untuk memetakan kualitas pendidikan sebagai wujud akuntabilitas pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan.

Menurut ZAINUDIN, akar masalah UN harus dibenahi. Kalau tidak, orientasi sekolah masih mengejar skor tes mengabaikan proses bagaimana nilai diperoleh sehingga nilai dilakukan dengan cara-cara yang tidak benar.

Mengapa mereka mau melakukan ? Anak didik tidak mau usahanya selama 3 tahun gagal hanya waktu beberapa hari saat UN. Pikiran-pikiran inilah yg mendorong jalan pintas kecurangan UN.

Akar masalah, ungkap ZAINUDIN, harus dibenahi. Kalau tidak akan terus dibayangi kecurangan. Jalan keluarnya reformasi sistem UN.

UN adalah amanah UU Sisdiknas tapi hanya untuk memetakan, banch marking wujud akuntabilitas pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan. UN diukur untuk ketuntasan belajar siswa untuk semua mata pelajaran. diukur dengan kompetensi bukan skor tes, bukan hanya melalui UN. (Ah/dk)

PHK, Momok Bagi Buruh

13.09 Edit This 1 Comment »
Momok Bagi Buruh, Hindari PHK !


PHK merupakan momok bagi setiap pekerja di sektor apapun. Sebab itu, PHK harus sedapat mungkin dihindarkan.

Lembaga tripartit yang mewadahi aspirasi pekerja, pengusaha dan Pemerintah diharapkan dapat berfungsi maksimal. Perselihan yang menyangkut nasib buruh dan perusahaan dapat diselesaikan dengan baik sehingga tidak sampai terjadi PHK.

Pernyataan Presiden ini disampaikan Presiden dalam memperingati hari buruh sedunia bersama karyawan PT Keramik Kemenangan dan Danon Aqua di kawasan Putri Bogor, Minggu (01/05).

Tentang tuntutan buruh, tingginya eskalasi buruh kontrak dan rendahnya jaminan sosial bagi buruh, Ppresiden mengatakan Pemerintah serius memperhatikan tuntutan itu dan berusaha memenuhinya sesuai kemampuan.

Karena itu, Presiden berharap ada kerjasama yang baik antara karyawan dengan perusahan dalam memenuhi hak dan kewajiban.

Dilaporkan JOSE reporter Suara Surabaya, Minggu (01/05), peringatan hari buruh diakhiri makan bersama makan nasi kotak yang menunjukkan tidak adanya perbedaan antara Presiden dan buruh.(jos/git)